Day 14: Petani dan Pemburu



Sejak zaman manusia purba, manusia memang didesain sedemikian rupa sebagai seorang pemburu yang pekerjaannya berburu dan meramu, lalu seiring berkembangnya zaman, manusia mulai belajar untuk menetap di sebuah wilayah, membangun koloni, dan mulai bercocok tanam. Ternyata menjadi petani jauh lebih menenangkan daripada menjadi pemburu, dan itu lah realita kita sekarang.

Gue mengklasifikasikan manusia menjadi dua, petani dan pemburu. Petani adalah mereka yang mendedikasikan hidupnya untuk sebuah pekerjaan tetap di sebuah perusahaan atau instansi yang gue analogikan sebagai sawah atau ladang, masuk pagi lalu pulang sore, dan menerima hasil panen (gaji) di setiap tanggal tertentu setiap bulannya, hidup penuh dengan kepastian, dan cenderung menukar waktu yang dimiliki dengan uang.

Pemburu adalah mereka yang mendobrak itu semua, mereka bisa jadi pengusaha, musisi, seniman, atau self-employment. Ga punya jam kerja yang pasti, berorientasi pada income bukan gaji, dan cenderung menukar skill yang dimiliki dengan uang.

Dari dua klasifikasi di atas ga ada yang salah atau benar, ga ada yang jauh lebih baik atau lebih buruk, semuanya punya proporsi yang sama, dan semuanya baik. Tapi bisa menjadi buruk dan salah ketika kita ga paham role kita yang mana, dan kita menjalani kehidupan dengan role yang bertentangan dengan profesi yang dijalani.

Misalnya gue seorang pemburu yang ga punya gaji tetap seperti para petani, penghasilan gue bisa dua minggu sekali atau bahkan dua bulan sekali, dengan ketidak pastian itu gue menjadi salah kalo nekat ambil cicilan mobil atau KPR rumah, endingnya bisa ketebak, gue bakal bingung untuk nyicil angsurannya tiap bulan, kalo dilunasin bakal kena denda, kalo dicicil pake skema cicilan awal yang disepakati muncul keraguan "kalo bulan depan ga dapet income gimana?" hal ini yang membuat gue selalu beli apa-apa secara cash, dan cenderung menghindari hutang.

Contoh lainnya misalnya ada seorang petani yang mau liburan keluar negeri, dia bisa aja ambil cuti tahunan di kantornya tapi dia ga bisa menuntut orang buat stop nelponin dia karena masalah kerjaan, karena delegasi pekerjaan yang ga punya otoritas penuh atau temen yang kita tunjuk sebagai pengganti kita juga punya kesibukannya sendiri.

Petani dan pemburu punya sisi positif dan negatif di setiap role-nya. Petani punya penghasilan tetap yang pasti tiap bulan, sedangkan pemburu bisa bangun income stream dimana-mana tak terbatas. Petani punya jam kerja yang sehat, sedangkan pemburu punya kebebasan waktu. Petani punya tunjangan hari raya, sedangkan pemburu bisa jalan-jalan keluar negeri tanpa harus khawatir cutinya ditolak atasan.

Banyak orang yang berlomba-lomba pengen jadi petani karena status sosial dan kehidupan yang pasti tiap bulannya, tapi banyak juga yang meskipun udah punya pekerjaan tetap malah bercita-cita untuk jadi pemburu suatu saat dan membangun usahanya sendiri biar bisa merasa lebih hidup menjadi manusia.

Mau apa pun itu profesi kita, tetap jalani dengan sepenuh hati dan jangan keluar dari jalur role-play. Hal itu yang bikin financial kita sehat dan jauh dari kata stress, ga perlu terlalu fomo atau ikut-ikutan temen yang nyatanya berbeda role dengan kita, cukup jalani kehidupan dengan versi terbaik yang ada di dalam diri kita.


Tulisan ini merupakan bagian dari 30 Days Writing Challenge, di mana gue menantang diri sendiri untuk menulis blog selama 30 hari.


0 komentar

Please leave a comment ..